Berinvestasi untuk Pemula
Oleh Dwita Ariani | Yahoo
News – Sel, 8 Apr 2014
Setelah membahas mengenai dasar membuat anggaran
bulanan, waktunya kita naik kelas dengan bahasan mengenai investasi. Perlu
diketahui, investasi baru bisa dimulai saat Anda sudah memiliki arus kas yang
sehat dan telah memiliki dana cadangan. Apabila masih negatif, maka “PR”
Anda masih membuat anggaran agar punya cash flow sehat.Pada dasarnya, investasi berbeda dengan menabung. Menabung berarti menyisihkan sebagian dana untuk disimpan, sementara investasi bertujuan untuk dikembangkan. Saat berbicara mengenai investasi, ada tiga hal yang menjadi elemen dasar, yaitu masa depan, risiko, dan pengembalian investasi (return on investment).
Masa Depan
Setiap investasi harus memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa depan. Banyak yang bertanya kepada kami “Ke mana sebaiknya berinvestasi?” Maka kami pasti akan kembali bertanya, “Investasinya akan digunakan untuk apa dan kapan dibutuhkan?” Jawaban “Ya, untuk apa saja ..,” tidak berlaku bagi perencana keuangan independen. Tujuannya harus jelas. Uang tanpa tujuan adalah uang yang akan hilang dalam waktu secepatnya.
Berbicara masa depan, sangat penting memperhatikan masalah waktu saat berinvestasi. Sebab waktu merupakan pertimbangan yang sangat menentukan pilihan terhadap jenis instrumen investasi. Selain itu, semakin panjang jangka waktu yang tersisa untuk tujuan investasi, semakin ringan dalam menyisihkan besaran dana yang ditanam.
Risiko
Ada sebuah hukum yang berlaku dalam berinvestasi: “high risk, high return”. Semakin besar ekspektasi tingkat pengembalian investasi, maka semakin besar pula risikonya. Bagi saya, hukum ini tidak seratus persen benar. Mungkin Anda pernah mendengar, membaca atau bahkan mengalami hilangnya uang yang dialokasikan pada sebuah instrumen investasi yang menjanjikan imbal hasil besar.
Ada orang yang berkata bahwa investasi saham di pasar modal berisiko tinggi. Tapi bagi yang sudah terbiasa, bisa dapat untung besar dengan risiko minim.
Risiko bukan semata terletak pada instrumen investasi. Risiko terbesar pada sebuah investasi terletak pada investor yang tidak memiliki pengetahuan atas produk investasi tersebut. “Life is about taking risks!” Yang bisa Anda lakukan adalah memperkecil risiko dengan menjadi investor yang cerdas, mengerti produk investasi Anda.
Return on Investment
Sebagai investor, saat Anda ditawari produk investasi, biasanya bertanya “Berapa yang akan saya dapatkan dari uang yang saya investasikan?” Tentu tujuan investasi untuk memperoleh keuntungan. Baik melalui keuntungan rutin (tambahan cash flow) atau lewat peningkatan nilai instrumen investasi itu sendiri, yang naik saat dijual kembali (capital gain).
Untuk mengetahui imbal investasi yang wajar dari sebuah produk, kita perlu membuat perbandingan produk dari berbagai data historis dan fundamental. Tapi kita tidak bisa membandingkan investasi yang tidak apple to apple atau tidak berimbang. Misalnya membandingkan investasi bisnis dengan deposito, karena berbagai macam hal memengaruhi risiko dalam bisnis.
Deposito yang biasanya menawarkan imbalan 4-5 persen setahun, bisa dijadikan perbandingan untuk menilai investasi. Jika ada tawaran investasi dengan imbalan 2 persen per bulan, jangan asal terima. Anda perlu waspada dan mempelajari seluk-beluk investasi tersebut. Bagaimana mereka bisa memberikan imbalan yang begitu besar.
Dengan patokan imbal hasil deposito, Anda juga bisa membandingkan produk investasi yang Anda beli, apakah lebih baik dibandingkan deposito yang risikonya rendah.
Warren Buffet, investor terkemuka Amerika Serikat mengingatkan: “Never invest in something that u don’t understand. The biggest risk in investing your money is not knowing what you are invested in!”
Anda perlu pengetahuan yang mumpuni apabila ingin berinvestasi. Ingat, risiko terbesar investasi adalah saat kita tidak memiliki kontrol terhadap investasi kita dan tidak memiliki kecerdasan finansial atau bisnis sama sekali. Investasi sangat penting jika ingin uang kita menang terhadap inflasi dan bekerja untuk kita. Investasikan waktu terlebih dulu untuk mempelajari profil diri kita dan profil produk investasi yang akan dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.