I LOVE RAMADHAN
By Dr. H Ahmad Yani, MM. MBA.
Tiga orang musafir yg tgh menempuh
perjalanan yg sangat panjang dan melelahkan. Tatkala hari mulai menjelang
senja, mereka meneruskan perjalanan melintas pada sebuah perbukitan dg batu cadas
yg keras nan tajam. Matahari bergeser pada peraduannya, malam pun tiba
sementara ketiganya tetap meneruskan perjalanan dalam kegelapan malam penuh
misteri. Tanpa mereka sadari, mereka telah memasuki dan berada dalam sebuah goa
gelap yg penuh dg lorong.
Ketiganya
tersesat, mrk tdk tahu hrs berjalan ke arah mana, sedangkan keadaan gua
tersebut masih misteri bagi mereka. Mrk memutuskan utk tdk beristirahat dan
terus mencari kemungkinan adanya jalan keluar. Tiba2 dari dlm gua terdengar
suara menggelegar yg hampir memecahkan gendang telinga, namun penuh saran, “Ambillah
benda yang berserakan di skitar kaki kalian.
Mendengar suara tersebut, dalam
suasana kaget bercampur, sikap mereka ternyata tidak sama. Org pertama berpikir
bahwa “suara| tersebut sbenarnya hanya ilusi yg dipengaruhi rasa takut, atau
suara hantu yg sekedar menakut2i dan mengganggunya . Dia Acuh dg suara itu. Org
kedua berpikir sejenak, “suara tersebut memang nyata, tp utk apa aku hrs
menambah beban dg memungut benda yg tdk ketahuan apa gerangan. Namun demikian
ia tetap mengambil satu barang sekedar iseng, siapa tahu berguna utk perjalanan
selanjutnya. Berbeda dg kedua temannya, org ketiga justru mendengarkan itu sbg
gold moment.
Menurutnya
suara tsb tdk mgkin terdengar kalau tdk memberi manfaat sebesar2nya kpdku. Akhirnya ia memutuskan utk melepaskan semua bebannya, termasuk bekal makanannya
dan menggantinya dg benda yg berserakan di lantai gua, mengisi semua saku baju
dan celananya serta tas tpt pakaiannya, hingga jalannya terseok2. Setelah
merespon suara tersebut, tanpa mereka sadari kaki mereka membawa mrk keluar
dari gua. Karena diburu oleh kegelapan, mrk memutuskan utk berjalan terus
hingga mrk tiba dibawah sebatang pohon yg cukup rindang dan teduh.
Mrk
sudah tdk perduli lagi dimana arah goa yg mrk lalui. Alhasil fajar menyingsing,
mrk bangun dan segera memeriksa kondisi masing2. Hal pertama yg mrk periksa
adalah “Benda” yg mrk sentuh dan ambil semalam di gua. Ternyata itu adalah
EMAS. Orang pertama kaget bukan kepalang, sebab hanya dia yg tdk mengambil
sekeping pun. Sedangkan orang kedua menyesal, sebab mengapa ketika di gua ia
hanya iseng mengambil sekeping Emas, orang ketiga yg sudah mengambil ratusan keeping
pun menyesal karena seandainya ia membuang saja pakaian yg ada agar tpt pakaian
tsb bisa digunakan sbg tpt emas. Mrk ingin kembali namun mrk sdh tdk tahu lagi
dmn arah gua tsb.
Kisah
tsb boleh jadi benar, boleh jadi hanya anekdot yg dibuat oleh orang2 bijak
terdahulu utk mjd bahan pembelajaran kita semua. Saat ini kita berada pada uatu
masa yg merupakan kesempatan emas, lbh dari batangan emas yg diceritakan
diatas, yaitu bulan ramadhan. Segala keutamaan bulan Ramadhan dan amaliyah
dilipatgandakan pahalanya hingga beribukali lipat semuanya sudah menjadi
pengetahuan kita. Mampukah kita memanfaatkan kesempatan emas ini? Apakah kita
tergolong golongan musafir yg iseng
hanya mengambil dan mempergunakan kesempatan seadanya atau tidak sama sekali?
Kita berharap menjadi musafir yg benar2 tahu menggunakan kesempatan emas ini
Rasululloh
cukup mjd teladan terbaik bgmn memanfaatkan ramadhan sbg kesempatan emas. Dalam
beberapa hadist dikemukakan bhw apabila ramadhan dating maka beliau berkata
pada sahabatnya:
Telah datang
kepadamu bulan ramadhan, bulan penghulu segala bulan. Ucapkanlah selamat datang
padanya.Telah datang bulan yg penuh keberkahan, maka alangkah mulianya bulan yg datang
itu.”
Ada dua
ungkapan yg sering diucapkan utk menyabut bulan Ramadhan yaitu :”Ahlan wa
sahlan ya ramadhan dan marhaban ya ramadhan”.
Kedua
ungkapan ersebut bermakna sama yaitu “selamat datang”. Ahlan terambil dari kata ahl yg berarti keluarga,mudah,juga
dataran rendah, karena mudah dilalui. Ahlan wa sahlan adalah ungkapan “selamat datang”
yg didalamnya tersirat makna “Anda berada di keluarga yg mudah (lapang)”.
Marhaban terambil dari kata rahb, yg artinya luas atau
lapang. Sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dg
lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan ruang yg luas.
Sedangkan
bulan ramadhan adalah nama bulan kesembilan dalam penanggalan hijriyah.
Ramadhan terambil dari kata ramidha yg artinya panas terik yg membakar. Penamaan
bulan ini antara lain karena bulan ramadhan wilayah arabiah biasanya pada musim
panas yg berkepanjangan, atau boleh jadi dalam konteks Indonesia dan wilayah diluar Arabia yg tdk
panas ketika ramadhan datang, hal tersebut bermakna bahwa bulan ramadhan hrs
berguna sbg bulan membakar dosa2 kita dg melakukan kebaikan sebanyak2nya.
Marhaban
ya ramadhan berarti selamat datang ramadhan. Mengandung arti bahwa kita
menyambutnya dg lapang dada, penuh kegembiraan, serta mempersiapkan diri
jasmani dan rohani dan waktu sebaik2nya utk melakukan aktivitas amal shaleh
selama satu bulan tersebut.Kehadirannya kita harapkan agar jiwa dan raga
kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT.
Dalam
berbagai riwayat disebutkan bahwa Rasululloh setiap menjelang akhir bulan
Syaban mengucapkan tahniah atas kedatangan bulan Ramadhan, hadist nabi Saw:
Dalam satu
riwayat dari Abu Hurairah bhw Rasululloh apabila telah datang bulan ramadhan
menggembirakan sahabat2nya. Sesungguhnya telah datang bulan ramadhan adalah
bulan yang diberkahi. Alloh memerintahkan kalian utk berpuasa didalamnya. Dalam
bulan ramadhan ini semua pintu2 surga(kebaikan) dibuka, dan pintu2 neraka (kejahatan)
ditutup, setan2 dibelenggu. Didalamnya ada satu malam yg lebih baik dari seribu
bulan
Dalam
salah satu hadist yg pjg yg diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dar Salman ra,
bahwa Rasululloh Saw pada hari terakhir bulan syaban berkhutbah (terjemahannya):
“Wahai
manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yg senantiasa mulia lagi
penuh berkah, yaitu bulan yg didalamnya ada satu malam yg lbh baik drpd seribu
bulan, bulan yg telah Alloh jadikan Puasanya sbg kewajiban dan qiyam (shalat)
malam harinya sbh tathawu (ibadah sunah). Barangsiapa mendekatkan dirinya
kepada Alloh dh suatu kebaikan didalamnya, samalah ia dg org yg menunaikan
fardhu dibulan lain. Dan barang siapa menunaikan fardhu di bulan ramadhan
samalah dia menunaikan tujuh puluh fardhu diluar bulan ramadhan. Ramadhan adalah
bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga. Ramadhan itu bulan penuh
pertolongan dan bulan Alloh memberikan rejeki kepada para mukmin didalamnya,
maka barang siapa memberi makan kepada seseorang baginya sama pahala orang itu
tanpa mengurangi sedikitpun pahala org yg diberi makanan berbuka puasa”.
Kata orang bijak kesempatan emas
hanya datang satu kali, kita masih bersyukur masih dipertemukan dengan ramadhan
kali ini. Tapi mampukah kita memaksimalkan ramadhan tahun ini? Anggaplah
Ramadhan ini adalah ramadhan terakhir kita, belum tentu kita mendapatkan
kesempatan emas ini tahun depan. Manfaatkan sebesar2nya.