Sabtu, 20 Juni 2015

I LOVE RAMADHAN



I LOVE RAMADHAN
By Dr. H Ahmad Yani, MM. MBA.

Tiga orang musafir yg tgh menempuh perjalanan yg sangat panjang dan melelahkan. Tatkala hari mulai menjelang senja, mereka meneruskan perjalanan melintas pada sebuah perbukitan dg batu cadas yg keras nan tajam. Matahari bergeser pada peraduannya, malam pun tiba sementara ketiganya tetap meneruskan perjalanan dalam kegelapan malam penuh misteri. Tanpa mereka sadari, mereka telah memasuki dan berada dalam sebuah goa gelap yg penuh dg lorong.
                Ketiganya tersesat, mrk tdk tahu hrs berjalan ke arah mana, sedangkan keadaan gua tersebut masih misteri bagi mereka. Mrk memutuskan utk tdk beristirahat dan terus mencari kemungkinan adanya jalan keluar. Tiba2 dari dlm gua terdengar suara menggelegar yg hampir memecahkan gendang telinga, namun penuh saran, “Ambillah benda yang berserakan di skitar kaki kalian.
                Mendengar suara tersebut, dalam suasana kaget bercampur, sikap mereka ternyata tidak sama. Org pertama berpikir bahwa “suara| tersebut sbenarnya hanya ilusi yg dipengaruhi rasa takut, atau suara hantu yg sekedar menakut2i dan mengganggunya . Dia Acuh dg suara itu. Org kedua berpikir sejenak, “suara tersebut memang nyata, tp utk apa aku hrs menambah beban dg memungut benda yg tdk ketahuan apa gerangan. Namun demikian ia tetap mengambil satu barang sekedar iseng, siapa tahu berguna utk perjalanan selanjutnya. Berbeda dg kedua temannya, org ketiga justru mendengarkan itu sbg gold moment.
                Menurutnya suara tsb tdk mgkin terdengar kalau tdk memberi manfaat sebesar2nya kpdku. Akhirnya ia memutuskan utk melepaskan semua bebannya, termasuk bekal makanannya dan menggantinya dg benda yg berserakan di lantai gua, mengisi semua saku baju dan celananya serta tas tpt pakaiannya, hingga jalannya terseok2. Setelah merespon suara tersebut, tanpa mereka sadari kaki mereka membawa mrk keluar dari gua. Karena diburu oleh kegelapan, mrk memutuskan utk berjalan terus hingga mrk tiba dibawah sebatang pohon yg cukup rindang dan teduh.
                Mrk sudah tdk perduli lagi dimana arah goa yg mrk lalui. Alhasil fajar menyingsing, mrk bangun dan segera memeriksa kondisi masing2. Hal pertama yg mrk periksa adalah “Benda” yg mrk sentuh dan ambil semalam di gua. Ternyata itu adalah EMAS. Orang pertama kaget bukan kepalang, sebab hanya dia yg tdk mengambil sekeping pun. Sedangkan orang kedua menyesal, sebab mengapa ketika di gua ia hanya iseng mengambil sekeping Emas, orang ketiga yg sudah mengambil ratusan keeping pun menyesal karena seandainya ia membuang saja pakaian yg ada agar tpt pakaian tsb bisa digunakan sbg tpt emas. Mrk ingin kembali namun mrk sdh tdk tahu lagi dmn arah gua tsb.
                Kisah tsb boleh jadi benar, boleh jadi hanya anekdot yg dibuat oleh orang2 bijak terdahulu utk mjd bahan pembelajaran kita semua. Saat ini kita berada pada uatu masa yg merupakan kesempatan emas, lbh dari batangan emas yg diceritakan diatas, yaitu bulan ramadhan. Segala keutamaan bulan Ramadhan dan amaliyah dilipatgandakan pahalanya hingga beribukali lipat semuanya sudah menjadi pengetahuan kita. Mampukah kita memanfaatkan kesempatan emas ini? Apakah kita tergolong golongan musafir  yg iseng hanya mengambil dan mempergunakan kesempatan seadanya atau tidak sama sekali? Kita berharap menjadi musafir yg benar2 tahu menggunakan kesempatan emas ini
                Rasululloh cukup mjd teladan terbaik bgmn memanfaatkan ramadhan sbg kesempatan emas. Dalam beberapa hadist dikemukakan bhw apabila ramadhan dating maka beliau berkata pada sahabatnya:
               Telah datang kepadamu bulan ramadhan, bulan penghulu segala bulan. Ucapkanlah selamat datang padanya.Telah datang bulan yg penuh keberkahan, maka alangkah mulianya bulan yg datang itu.”
                Ada dua ungkapan yg sering diucapkan utk menyabut bulan Ramadhan yaitu :”Ahlan wa sahlan ya ramadhan dan marhaban ya ramadhan”.
                Kedua ungkapan ersebut bermakna sama yaitu “selamat datang”. Ahlan terambil dari  kata ahl yg berarti keluarga,mudah,juga dataran rendah, karena mudah dilalui. Ahlan wa sahlan adalah ungkapan “selamat datang” yg didalamnya tersirat makna “Anda berada di keluarga yg mudah (lapang)”.
Marhaban  terambil dari kata rahb, yg artinya luas atau lapang. Sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dg lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan ruang yg luas.
                Sedangkan bulan ramadhan adalah nama bulan kesembilan dalam penanggalan hijriyah. Ramadhan terambil dari kata ramidha yg artinya panas terik yg membakar. Penamaan bulan ini antara lain karena bulan ramadhan wilayah arabiah biasanya pada musim panas yg berkepanjangan, atau boleh jadi dalam konteks  Indonesia dan wilayah diluar Arabia yg tdk panas ketika ramadhan datang, hal tersebut bermakna bahwa bulan ramadhan hrs berguna sbg bulan membakar dosa2 kita dg melakukan kebaikan sebanyak2nya.
                Marhaban ya ramadhan berarti selamat datang ramadhan. Mengandung arti bahwa kita menyambutnya dg lapang dada, penuh kegembiraan, serta mempersiapkan diri jasmani dan rohani dan waktu sebaik2nya utk melakukan aktivitas amal shaleh selama satu bulan tersebut.Kehadirannya kita harapkan agar jiwa dan raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT.
                Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Rasululloh setiap menjelang akhir bulan Syaban mengucapkan tahniah atas kedatangan bulan Ramadhan, hadist nabi Saw:
                Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah bhw Rasululloh apabila telah datang bulan ramadhan menggembirakan sahabat2nya. Sesungguhnya telah datang bulan ramadhan adalah bulan yang diberkahi. Alloh memerintahkan kalian utk berpuasa didalamnya. Dalam bulan ramadhan ini semua pintu2 surga(kebaikan) dibuka, dan pintu2 neraka (kejahatan) ditutup, setan2 dibelenggu. Didalamnya ada satu malam yg lebih baik dari seribu bulan
                Dalam salah satu hadist yg pjg yg diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dar Salman ra, bahwa Rasululloh Saw pada hari terakhir bulan syaban berkhutbah (terjemahannya):
                “Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yg senantiasa mulia lagi penuh berkah, yaitu bulan yg didalamnya ada satu malam yg lbh baik drpd seribu bulan, bulan yg telah Alloh jadikan Puasanya sbg kewajiban dan qiyam (shalat) malam harinya sbh tathawu (ibadah sunah). Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada Alloh dh suatu kebaikan didalamnya, samalah ia dg org yg menunaikan fardhu dibulan lain. Dan barang siapa menunaikan fardhu di bulan ramadhan samalah dia menunaikan tujuh puluh fardhu diluar bulan ramadhan. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga. Ramadhan itu bulan penuh pertolongan dan bulan Alloh memberikan rejeki kepada para mukmin didalamnya, maka barang siapa memberi makan kepada seseorang baginya sama pahala orang itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala org yg diberi makanan berbuka puasa”.
Kata orang bijak kesempatan emas hanya datang satu kali, kita masih bersyukur masih dipertemukan dengan ramadhan kali ini. Tapi mampukah kita memaksimalkan ramadhan tahun ini? Anggaplah Ramadhan ini adalah ramadhan terakhir kita, belum tentu kita mendapatkan kesempatan emas ini tahun depan. Manfaatkan sebesar2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.